Profil Desa Tapen
Ketahui informasi secara rinci Desa Tapen mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Telusuri profil Desa Tapen, Wanadadi, Banjarnegara, sebuah desa strategis di tepi Waduk Mrica. Kenali potensi ekonomi, pariwisata melalui Mrica Baru Sanctuary (MBS), data demografi terkini, dan dinamika sosial masyarakatnya yang unik.
-
Lokasi Strategis
Berada di tepi Waduk Panglima Besar Soedirman (Mrica), memberikan keuntungan di sektor perikanan dan menjadi latar belakang utama pengembangan pariwisata.
-
Motor Penggerak Ekonomi Baru
Kehadiran Mrica Baru Sanctuary (MBS) telah mengubah wajah ekonomi desa, menyerap tenaga kerja lokal dan menjadi destinasi wisata andalan di Banjarnegara.
-
Transformasi Sosial-Ekonomi
Desa Tapen sedang mengalami pergeseran dari desa agraris tradisional menjadi desa yang dinamis dengan sektor jasa dan pariwisata sebagai tulang punggung ekonomi masa depan.

Desa Tapen di Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, kini menjelma menjadi salah satu desa dengan pertumbuhan paling dinamis di wilayahnya. Berkat lokasinya yang strategis di bibir Waduk Panglima Besar Soedirman, atau yang lebih dikenal sebagai Waduk Mrica, Desa Tapen berhasil mengubah tantangan geografis menjadi peluang ekonomi yang signifikan, terutama di sektor pariwisata dan perikanan, menjadikannya sorotan baru di kancah regional.
Desa yang dahulu dikenal sebagai penyangga kawasan waduk, kini bertransformasi menjadi destinasi yang menarik minat pengunjung dari berbagai daerah. Perkembangan ini tidak hanya didorong oleh keindahan alam yang melekat, tetapi juga oleh inovasi dan pengelolaan potensi lokal yang efektif. Pemerintah desa bersama masyarakat secara aktif mengembangkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan, menjadikan Desa Tapen sebagai contoh sinergi antara pelestarian alam dan kemajuan ekonomi.
Geografi dan Demografi Wilayah
Desa Tapen secara administratif terletak di Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya berada di bagian utara dari pusat Kabupaten Banjarnegara, menawarkan akses yang relatif mudah dari ibu kota kabupaten. Letak geografisnya yang paling menonjol yaitu bersinggungan langsung dengan area Waduk Panglima Besar Soedirman, infrastruktur vital yang membendung aliran Sungai Serayu.
Berdasarkan data dari portal Satu Data Kabupaten Banjarnegara, luas wilayah Desa Tapen tercatat seluas 285,45 hektar atau sekitar 2,85 kilometer persegi. Wilayah ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari permukiman penduduk, lahan pertanian, hingga kawasan yang didedikasikan untuk fasilitas umum dan pariwisata.
Secara demografis, data per tahun 2022 menunjukkan jumlah penduduk Desa Tapen sebanyak 2.436 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduk Desa Tapen ialah sekitar 853 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan sebaran penduduk yang cukup merata dan masih menyisakan ruang untuk pengembangan wilayah di masa mendatang.
Adapun batas-batas administratif Desa Tapen meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan desa lain di lingkup Kecamatan Wanadadi.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Madukara.
Sebelah Selatan: Berbatasan langsung dengan perairan Waduk Mrica.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Wanadadi.
Kontur tanah di Desa Tapen cenderung bervariasi antara dataran rendah di sekitar permukiman dan tepian waduk, dengan sedikit area perbukitan. Iklimnya tropis dengan dua musim, kemarau dan penghujan, yang sangat memengaruhi pola tanam pertanian serta aktivitas perikanan di waduk.
Pemerintahan dan Tatanan Sosial
Struktur pemerintahan Desa Tapen berjalan sesuai dengan amanat Undang-Undang Desa, dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Kepala Desa dibantu oleh jajaran perangkat desa, yang mencakup Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur) dan Kepala Dusun (Kadus) yang membawahi wilayah lebih kecil. Struktur ini memastikan roda pemerintahan, pelayanan publik, dan program pembangunan dapat berjalan secara efektif hingga ke tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).
Pemerintah Desa Tapen berperan sentral dalam merumuskan arah pembangunan desa melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Forum ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan kebutuhan, yang kemudian dirumuskan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Transparansi pengelolaan dana desa menjadi salah satu fokus utama untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan alokasi anggaran tepat sasaran.
Kehidupan sosial masyarakat Desa Tapen sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang masih kental. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, nelayan keramba apung di Waduk Mrica, pedagang, dan kini semakin banyak yang terlibat dalam sektor jasa pariwisata. Kerukunan antarwarga terjalin melalui berbagai kegiatan komunal, seperti kerja bakti, pengajian, dan tradisi lokal lainnya. Selain itu, keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ) seperti TPQ Permata menunjukkan kuatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan agama sebagai fondasi moral generasi muda.
Transformasi Ekonomi Berbasis Pariwisata dan Perikanan
Sektor ekonomi Desa Tapen mengalami transformasi yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Jika sebelumnya ekonomi desa lebih banyak bertumpu pada pertanian tadah hujan dan perikanan tradisional, kini pariwisata muncul sebagai motor penggerak utama yang memberikan dampak ganda bagi perekonomian lokal.
Pemicu utama dari kebangkitan ini yaitu kehadiran Mrica Baru Sanctuary (MBS), sebuah destinasi wisata modern yang dibangun di tepi waduk. Mengusung konsep rekreasi keluarga dengan berbagai wahana dan spot foto menarik berlatar pemandangan waduk, MBS berhasil menarik ribuan pengunjung, terutama pada akhir pekan dan musim liburan. Keberhasilan MBS tidak hanya mendatangkan pendapatan langsung, tetapi juga menciptakan efek domino yang positif. Menurut pengelola, objek wisata ini telah berhasil menyerap puluhan tenaga kerja yang seluruhnya berasal dari warga lokal Desa Tapen.
Kehadiran wisatawan juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat. Warung-warung makan yang menyajikan kuliner khas, terutama olahan ikan segar dari Waduk Mrica, tumbuh subur di sekitar area wisata. Selain itu, usaha penyewaan perahu untuk menyusuri waduk, penjualan cenderamata, dan jasa parkir turut memberikan sumber pendapatan tambahan bagi warga.
Di sisi lain, sektor perikanan tetap menjadi pilar penting. Ratusan keramba jaring apung yang tersebar di perairan Waduk Mrica di wilayah Desa Tapen menjadi lumbung ikan air tawar, seperti nila dan gurami. Ikan-ikan ini tidak hanya dipasok untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal di Banjarnegara, tetapi juga menjadi bahan baku utama bagi industri kuliner di kawasan wisata tersebut, menciptakan sebuah rantai pasok yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Pemerintah desa terus mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mengolah hasil pertanian dan perikanan menjadi produk bernilai tambah, seperti abon ikan, keripik, dan makanan olahan lainnya. Sinergi antara pariwisata, perikanan, dan UMKM ini terbukti menjadi formula jitu dalam mendongkrak perekonomian Desa Tapen.
Infrastruktur dan Potensi Masa Depan
Perkembangan pesat di sektor pariwisata mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Desa Tapen. Akses jalan menuju lokasi-lokasi strategis, terutama ke Mrica Baru Sanctuary, terus ditingkatkan untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara maupun pemerintah desa telah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan dan pelebaran jalan, serta pembangunan fasilitas penunjang lainnya.
Salah satu ikon penting di desa ini ialah Monumen Pembangunan Waduk Mrica, yang tidak hanya menjadi penanda sejarah tetapi juga daya tarik tambahan. Peresmian monumen ini, yang merupakan hasil kerja sama antara pemerintah desa dengan Indonesia Power sebagai pengelola PLTA Mrica, semakin mempertegas posisi Desa Tapen sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah dan keberlanjutan waduk.
Ke depan, Desa Tapen memiliki prospek yang cerah. Potensi pengembangan pariwisata masih sangat terbuka luas. Konsep agro-edu-wisata yang memadukan keindahan alam, edukasi mengenai perikanan keramba jaring apung, dan pengalaman agrikultur lokal dapat menjadi diferensiasi yang unik. Wisatawan tidak hanya datang untuk rekreasi, tetapi juga untuk belajar tentang budidaya ikan, cara mengolahnya, hingga memahami ekosistem Waduk Mrica.
Tantangan utama yang dihadapi ialah menjaga keseimbangan antara eksploitasi ekonomi dan kelestarian lingkungan. Peningkatan aktivitas wisata dan perikanan harus diimbangi dengan pengelolaan limbah yang baik dan upaya konservasi lingkungan sekitar waduk. Dengan perencanaan yang matang dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, Desa Tapen berpotensi besar untuk menjadi desa wisata yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan, serta memberikan inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Banjarnegara.